II. INVEKSI
HIV PADA ANAK
EPIDEMIOLOGI AIDS PADA ANAK
Anak-anak (mereka yang berusia
<13 tahun) biasanya mendapatkan penyakit ini
pada saat persalinan, transfusi, dan penata laksanaan hemofilia. Pada bulan desember 1989 persentasi
rata-rata cara penularan diatas berturut-turut sebesar 83%, 9%, dan 5%. Sisanya
sekitar 3% infeksi tidak diketahui penyebabnya. Selain itu anak-anak
mendapatkan kemungkinan juga terkena infeksi HIV melalui tindakan seksual
termasuk pemerkosaan.
Tiga cara transmisi dari ibu
ke anaknya terjadi melalui plasenta, kontak dengan darah ibu pada saat
persalinan, dan ASI. Seksio caesare tidak dapat mencegah terjadinya infeksi
saat persalinan.
DIAGNOSA
Usia rata-rata ditemukannya
diagnosa infeksi AIDS melalui cara perinatal pada anak-anak adalah 17 bulan.
Gejala-gejala yang timbul cukup beragam tergantung dari usia saat anak mulai
terkena. Biasanya pada bayi dapat terlihat
adanya kardidiasis mukokutaneus, kegagalan dalam perkembangan,
hepatosplenomegali, atau adanya gangguan pernafasan berat akibat infeksi
Pneumonia Pneumocystis carinii. Pada balita biasanya gejala yang timbul dapat
berupa parotitis, limfadenopatiumum, infeksi bakteri berulang, penyakit
neurologi, atau abnormalitas pada perkembangan. Pada anak yang lebih besar
gejala-gejala yang timbul antara lain: kegagalan dalam perkembangan,
hepatosplenomegali, pneumonia intersititie kron k, atau kombinasi dari
penyakit-penyakit tersebut diatas.
C. PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Limfopenia T4 (helper) disertai
penurunan jumlah limfosit T4 absolut dan ratio absolut dan ratio perbandingan
T4:T8 yang terbalik merupakan tanda utama adanya infeksi HIV. Walaupun begitu,
anak-anak yang terinfeksi HIV bisa saja mepunyai nilai hitung T4 yang normal. Sel-sel B bisa juga
menunjukan perubahan, biasanya terjadi hipergamaglobulinemia, tetapi mungkin
juga terjadi kebalikannya.
Tabel menunjukan nilai normal T4 yang spesifik sesuai dengan usia.
1-6bulan 7-12bulan 13-24bulan 25-74bulan Dewasa
|
Jumlah yang diperiksa 106 28 46 29 327
Hitung T4 +absolut
Edian sel/mm 3211 3128 2601 1668 1027
Persentil 5-95(sel/mm) 1153-5285 967-5289 739-4463 502-2831 237-1817
Persentase sel-sel T4+
Median (%) 51,6 47,9 45,8 42,1 50,9
Persentil 5-95(%) 36,3-67,1 32,8-63,0 31,2-60,4 32,2-52,0 34,7-67,1
Ratio T4:T8
Medium 2,2 2,1 2,0 1,4 1,7
Persentil
5-95 0,9-3,5 0,8-3,4 0,6-3,5 0,7-2,1 0,4-3,0
|
PEMERIKSAAN HIV PADA
ANAK-ANAK
Pendeteksian infeksi HIV pada bayi
sulit dilakukan karena anak secara pasif memdapatkan antibodi dari ibunya. Antibodi ibu ini akan hilang paling lambat 18
bulan setelah bayi lahir, tetapi anak-anak yang tidak terinfeksi biasanya akan
menunjukan hasil yang negatif sekitar saat anak berusia 9 sampai 10 bulan.
Saat ini terdapat lima cara pemeriksaan pada bayi untuk melihat
adanya tanda-tanda infeksi. Pemeriksaan-pemeriksaan ini antara lain mendeteksi
antigen spesifik untuk HIV (antigen p24 HIV, ELISA), mendeontrasikan adanya
produksi antibodi spesifik untuk HIV oleh limfosit in vitro, mendeteksi adanya
DNA spesifik untuk HIV dengan menggunakan reaksi rantai polimerase, mendeteksi
antibodi IgA anti HIV, atau mendemonstrasikan adanya virus melalui pemeriksaan
kultur.
Salah satu cara yang tersedia untuk
pemeriksaan HIV adalah pendeteksian antigen p24. Antigen ini merupakan protein
yang berasal dari virion, tetapi terdapat
dua masalah didalam pelaksanaan pemeriksaan ini yaitu: antigen p24 tidak akan
ditemukan pada pasien-pasien yang tidak menunjukan gejala, dan antigen p24 ini
tidak akan terdeteksi pada saat kadar antibodi yang spesifik untuk HIV sedang
tinggi.
KOMPLIKASI INFEKSI HIV PADA ANAK
Komplikasi pada paru-paru yang sering
terjadi adalah pneumonia
pneumocystis carinii (PPC),
pneumonia interstitial limpoid, tuberkulosis (TB), dan virus sinsitial
pernafasan. Seperti halnya pada
orang dewasa, PPC merupakan indikator AIDS yang utama. Pneumonia interstitial
limpoid berada pada urutan kedua. Tetapi
penyakit yang kedua ini bukan merupakan bagian dari sindroma yang berhubungan
dengan AIDS pada remaja dan orang dewasa.
Infeksi HIV
Pada Janin
EPIDEMIOLOGI INFEKSI HIV JANIN
AIDS pada anak-anak hampir selalu didapat dari ibu
yang terinfeksi, baik lewat penularan intrauterin atau intrapartum. Ibu menjadi
terinfeksi karena merupakan anggota salah satu kelompok berisiko seperti
pemakai obat intrapena yang memakai jarum suntik bersama-sama dengan individu
yang terinfeksi HIV : pelacur yang mendapat penyakit dari salah satu mitranya
atau yang umum, penerima, tranfusi darah yang terkontaminasi patahun 1985, dan
wanita yang menikah dengan pria yang menderita penyakit positif HIV, termasuk
penderita hemofilia laki-laki yang diobati dengan faktor VIII mengandung HIV.
Distribusi
geografis AIDS perinatal di Amerika Serikat pusat terutama pada daerah
Metropolitan pantai, seperti di Newyork / New Jersey ,
Miami , dan Los
Angeles , daerah yang mencakup kebanyakan wanita dengan
AIDS. Studi epidemidin memberikan keterangan bahwa sekitar 7000 wanita sero
positif HIV di Amerika Serikat akan menjadi hamil pada tiap tahunnya.
Angka
penularan pada janin atau bayi baru lahir tergantung pada faktor-faktor ibu,
seperti keparahan penyakit tingkat virenianya. Pada beberapa wanita hamil
dengan AIDS, angka infeksi janin dan perinatal dapat mendekati 70% namun, angka
penularan janin secara vertikal pada wanita yang diketahui sero positif – HIV
sekitar 25%. Pada khususnya dimana wanita tertular infeksi HIV primer saat awal
kehamilan, resiko bagi penularan janin tanpak lebih tinggi dari pada 25%.
BANYAK CONTOH INFEKSI HIV
PADA TRIMESTER KEDUA
Contoh-contoh penularan transpelasenta vertikal
selama trisemester pertama, namun anti gen dan asam nukleat HIV telah dimukakan
pda jaringan yang berasal dari tiga janin yang berumur satu minggu. Telah
ditemukan tiga mekanisme penularan HIV trauterin. Pertama, virus didalam sistem
ibu dilepas dari sel desidua, selanjutnya difegositosis oleh sinsitiotrofobila
kedua, trofoblas yang menginvasi jaringan desidua berkontaraksi dengan limfosit
CD4 ibu yang terinfeksi HIV.
Ketiga yang terinfeksi menginvaksi stroma vilus. Fagositosis
merup[akan mekanisme yang lebih penting pada penularan intreuterin dari pada
kejanin yang ditengahi reseptor spesipik karena sel bernukleus yang
mengekspesikan nukleus permukaan sel CD4 belum pernah diamati hingga minggu ke
12-14 kehamilan.
DIAGNOSIS
Biakan virus maupun penilaian RRP spesifik dapat
berasil dalam diaknosis prenatal infeksi dari sampel darah janin amniosentesis
dan kordosentesis dapat dilakukan secara berhasil pada wanita hamil seropositip
– HIV, namun car dan waktu yang tepat untuk melakukan prosedur invasif ini
menjadi masalah karena kronologi banyaknya penularan HIV tidak pasti. Ada juga
kehawatiran mengenai kemungkinan penularan terhadap janin sebagai akibat dari
prosedur itu sendiri, ksususnya kodosentesis.
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
Pengobatan dengan sinodin selama kehamilan efektif
dalam menurunkan resiko janin dari wanita hamil yang terinfeksi HIV pada minggu
ke 14-34 kehamilan yang belum mendapat obat ini akan memiliki limposit CD4 yang
jumlahnya lebih dari 200 mm3 tanpak gejalah kelinis AIDS. Ibu mendapat terafi
zidooral (100mg lima kali sehari) selama sisa masa kehamilan saaat persalinan
obat diberikan secara intrapena, dosis 12mg/kg diberikan selama satu jam dan
disertai dengan infeksi sebanyak 1mg/kg/jam hingga bersalin.
PROGNOSIS
Pada tahun 1993, umur median diaknosis AIDS semua
bayi terinfeksi HIV dalah 12 bulan, meski banyak anak pertama kali menunjukan
gejalah pada masa kanak-kanak.
Daftar
Pustaka
Walab, Samik. 1997. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Buku Asli Berstiker Hologram :
Penerbit Buku Kedokteran
Numa, D, Ricard, Dkk. 1997. HIV. Manual untuk tenaga kesehatan :
Penerbit Buku Kedokteran.
Hidayat, Alimul, Aziz, A. 2008. Ilmu kesehatan Anak untuk pendidikan
kebidanan : Penerbit Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar