Jumat, 19 Juli 2013

ASKEP HIV/AIDS

II.  INVEKSI  HIV  PADA  ANAK

EPIDEMIOLOGI AIDS PADA  ANAK
       Anak-anak (mereka yang berusia <13 tahun) biasanya mendapatkan penyakit ini  pada saat persalinan, transfusi, dan penata laksanaan hemofilia. Pada bulan desember 1989 persentasi rata-rata cara penularan diatas berturut-turut sebesar 83%, 9%, dan 5%. Sisanya sekitar 3% infeksi tidak diketahui penyebabnya. Selain itu anak-anak mendapatkan kemungkinan juga terkena infeksi HIV melalui tindakan seksual termasuk pemerkosaan.
       Tiga cara transmisi dari ibu ke anaknya terjadi melalui plasenta, kontak dengan darah ibu pada saat persalinan, dan ASI. Seksio caesare tidak dapat mencegah terjadinya infeksi saat persalinan.

DIAGNOSA
        Usia rata-rata ditemukannya diagnosa infeksi AIDS melalui cara perinatal pada anak-anak adalah 17 bulan. Gejala-gejala yang timbul cukup beragam tergantung dari usia saat anak mulai terkena. Biasanya pada bayi dapat terlihat  adanya kardidiasis mukokutaneus, kegagalan dalam perkembangan, hepatosplenomegali, atau adanya gangguan pernafasan berat akibat infeksi Pneumonia Pneumocystis carinii. Pada balita biasanya gejala yang timbul dapat berupa parotitis, limfadenopatiumum, infeksi bakteri berulang, penyakit neurologi, atau abnormalitas pada perkembangan. Pada anak yang lebih besar gejala-gejala yang timbul antara lain: kegagalan dalam perkembangan, hepatosplenomegali, pneumonia intersititie kron k, atau kombinasi dari penyakit-penyakit tersebut diatas.

C.    PEMERIKSAAN  LABORATORIUM
       Limfopenia T4 (helper) disertai penurunan jumlah limfosit T4 absolut dan ratio absolut dan ratio perbandingan T4:T8 yang terbalik merupakan tanda utama adanya infeksi HIV. Walaupun begitu, anak-anak yang terinfeksi HIV bisa saja mepunyai nilai hitung  T4 yang normal. Sel-sel B bisa juga menunjukan perubahan, biasanya terjadi hipergamaglobulinemia, tetapi mungkin juga terjadi kebalikannya.

Tabel menunjukan nilai normal T4 yang spesifik sesuai dengan usia.
                                     1-6bulan    7-12bulan    13-24bulan    25-74bulan    Dewasa
Jumlah yang diperiksa           106             28               46               29               327

Hitung T4 +absolut
Edian sel/mm                        3211         3128           2601           1668             1027
Persentil 5-95(sel/mm) 1153-5285     967-5289     739-4463    502-2831     237-1817

Persentase sel-sel T4+
Median (%)                           51,6           47,9             45,8               42,1              50,9
Persentil 5-95(%)           36,3-67,1    32,8-63,0      31,2-60,4      32,2-52,0    34,7-67,1

Ratio T4:T8
Medium                               2,2              2,1                 2,0                1,4                 1,7
Persentil 5-95                 0,9-3,5          0,8-3,4         0,6-3,5           0,7-2,1          0,4-3,0 


PEMERIKSAAN  HIV  PADA  ANAK-ANAK

         Pendeteksian infeksi HIV pada bayi sulit dilakukan karena anak secara pasif memdapatkan antibodi dari ibunya.  Antibodi ibu ini akan hilang paling lambat 18 bulan setelah bayi lahir, tetapi anak-anak yang tidak terinfeksi biasanya akan menunjukan hasil yang negatif sekitar saat anak berusia 9 sampai 10 bulan.
         Saat ini terdapat lima cara pemeriksaan pada bayi untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi. Pemeriksaan-pemeriksaan ini antara lain mendeteksi antigen spesifik untuk HIV (antigen p24 HIV, ELISA), mendeontrasikan adanya produksi antibodi spesifik untuk HIV oleh limfosit in vitro, mendeteksi adanya DNA spesifik untuk HIV dengan menggunakan reaksi rantai polimerase, mendeteksi antibodi IgA anti HIV, atau mendemonstrasikan adanya virus melalui pemeriksaan kultur.

         Salah satu cara yang tersedia untuk pemeriksaan HIV adalah pendeteksian antigen p24. Antigen ini merupakan protein yang berasal  dari virion, tetapi terdapat dua masalah didalam pelaksanaan pemeriksaan ini yaitu: antigen p24 tidak akan ditemukan pada pasien-pasien yang tidak menunjukan gejala, dan antigen p24 ini tidak akan terdeteksi pada saat kadar antibodi yang spesifik untuk HIV sedang tinggi.

KOMPLIKASI  INFEKSI  HIV PADA ANAK

        Komplikasi pada paru-paru yang sering terjadi adalah pneumonia  pneumocystis  carinii (PPC), pneumonia interstitial limpoid, tuberkulosis (TB), dan virus sinsitial pernafasan. Seperti halnya pada orang dewasa, PPC merupakan indikator AIDS yang utama. Pneumonia interstitial limpoid berada pada urutan kedua.  Tetapi penyakit yang kedua ini bukan merupakan bagian dari sindroma yang berhubungan dengan AIDS pada remaja dan orang dewasa.




Infeksi HIV Pada Janin


EPIDEMIOLOGI INFEKSI HIV JANIN

AIDS pada anak-anak hampir selalu didapat dari ibu yang terinfeksi, baik lewat penularan intrauterin atau intrapartum. Ibu menjadi terinfeksi karena merupakan anggota salah satu kelompok berisiko seperti pemakai obat intrapena yang memakai jarum suntik bersama-sama dengan individu yang terinfeksi HIV : pelacur yang mendapat penyakit dari salah satu mitranya atau yang umum, penerima, tranfusi darah yang terkontaminasi patahun 1985, dan wanita yang menikah dengan pria yang menderita penyakit positif HIV, termasuk penderita hemofilia laki-laki yang diobati dengan faktor VIII mengandung HIV.

Distribusi geografis AIDS perinatal di Amerika Serikat pusat terutama pada daerah Metropolitan pantai, seperti di Newyork / New Jersey, Miami, dan Los Angeles, daerah yang mencakup kebanyakan wanita dengan AIDS. Studi epidemidin memberikan keterangan bahwa sekitar 7000 wanita sero positif HIV di Amerika Serikat akan menjadi hamil pada tiap tahunnya.

Angka penularan pada janin atau bayi baru lahir tergantung pada faktor-faktor ibu, seperti keparahan penyakit tingkat virenianya. Pada beberapa wanita hamil dengan AIDS, angka infeksi janin dan perinatal dapat mendekati 70% namun, angka penularan janin secara vertikal pada wanita yang diketahui sero positif – HIV sekitar 25%. Pada khususnya dimana wanita tertular infeksi HIV primer saat awal kehamilan, resiko bagi penularan janin tanpak lebih tinggi dari pada 25%.

BANYAK CONTOH INFEKSI HIV PADA TRIMESTER KEDUA

Contoh-contoh penularan transpelasenta vertikal selama trisemester pertama, namun anti gen dan asam nukleat HIV telah dimukakan pda jaringan yang berasal dari tiga janin yang berumur satu minggu. Telah ditemukan tiga mekanisme penularan HIV trauterin. Pertama, virus didalam sistem ibu dilepas dari sel desidua, selanjutnya difegositosis oleh sinsitiotrofobila kedua, trofoblas yang menginvasi jaringan desidua berkontaraksi dengan limfosit CD4 ibu yang terinfeksi HIV.

Ketiga yang terinfeksi menginvaksi stroma vilus. Fagositosis merup[akan mekanisme yang lebih penting pada penularan intreuterin dari pada kejanin yang ditengahi reseptor spesipik karena sel bernukleus yang mengekspesikan nukleus permukaan sel CD4 belum pernah diamati hingga minggu ke 12-14 kehamilan.


DIAGNOSIS

Biakan virus maupun penilaian RRP spesifik dapat berasil dalam diaknosis prenatal infeksi dari sampel darah janin amniosentesis dan kordosentesis dapat dilakukan secara berhasil pada wanita hamil seropositip – HIV, namun car dan waktu yang tepat untuk melakukan prosedur invasif ini menjadi masalah karena kronologi banyaknya penularan HIV tidak pasti. Ada juga kehawatiran mengenai kemungkinan penularan terhadap janin sebagai akibat dari prosedur itu sendiri, ksususnya kodosentesis.



PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN

Pengobatan dengan sinodin selama kehamilan efektif dalam menurunkan resiko janin dari wanita hamil yang terinfeksi HIV pada minggu ke 14-34 kehamilan yang belum mendapat obat ini akan memiliki limposit CD4 yang jumlahnya lebih dari 200 mm3 tanpak gejalah kelinis AIDS. Ibu mendapat terafi zidooral (100mg lima kali sehari) selama sisa masa kehamilan saaat persalinan obat diberikan secara intrapena, dosis 12mg/kg diberikan selama satu jam dan disertai dengan infeksi sebanyak 1mg/kg/jam hingga bersalin.

PROGNOSIS

Pada tahun 1993, umur median diaknosis AIDS semua bayi terinfeksi HIV dalah 12 bulan, meski banyak anak pertama kali menunjukan gejalah pada masa kanak-kanak. 


Daftar Pustaka


Walab, Samik. 1997. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Buku Asli Berstiker Hologram : Penerbit Buku Kedokteran

Numa, D, Ricard, Dkk. 1997. HIV. Manual untuk tenaga kesehatan : Penerbit Buku Kedokteran.

Hidayat, Alimul, Aziz, A. 2008. Ilmu kesehatan Anak untuk pendidikan kebidanan : Penerbit Salemba Medika.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar