BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk
fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim,
pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses
biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun)
dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake
makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara
umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu
kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu
yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor
sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.
Penelitian
di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap
kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa
lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit
kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup.
Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional
dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
|
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang penulis buat yaitu:
A.
Mahasiswa tidak mengetahui pengertian
nutrisi dan vitamin?
B.
Mahasiswa tidak mengetahui Jenis – Jenis
Nutrisi?
C.
Mahasiswa tidak mengetahui Fisiologi
Nutrisi dan Metabolisme?
D.
Mahasiswa tidak mengetahui Cara Pemberian Nutrisi ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
A.
Mahasiswa mengetahui pengertian nutrisi
dan vitamin
B.
Mahasiswa mengetahui Jenis – Jenis
Nutrisi
C.
Mahasiswa mengetahui Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme
D.
Mahasiswa mengetahui Cara Pemberian Nutrisi ?
1.4 Metode Penulisan
Metode
penulisan yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan melakukan study pustaka yang
artinya penulis mengunjungi perpustakaan yang ada diSTIKES Muhammadiyah
Palembang dan mencari referensi di internet . Untuk mencari berbagai referensi
untuk melengkapi data dalam membuat makalah
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Nutrisi adalah
ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan
(Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh
manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Vitamin
adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai
katalisator proses metabolisme tubuh.
Vitamin
dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2,
B6, B12) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).
2.2 Jenis – Jenis
Nutrien
Nutrien
adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan
diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.
Nutrient terdiri dari beberapa , diantarannya
:
2.2.1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri
dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat dibagi atas
A. Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida
(molekul tunggal yang terdiri dari
glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa
+ fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa),
laktosa (glukosa + galaktosa).
B. Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena
disusun banyak molekul glukosa.
C. Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak
menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam
tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan
makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Kebutuhan
karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total.
2.2.2. Protein
Protein
sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa
sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba,
kalkun, dan hati. Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong
(misalnya buncis, kapri, dan kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Protein merupakan konstituen penting pada
semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari
asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk
melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus. Fungsi protein
:
v Protein menggantikan protein yang hilang selama proses
metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
v Protein menghasilkan jaringan baru.
v Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang
baru dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
v Protein sebagai sumber energi.
Kebutuhan
protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi
total.
2.2.3. Lemak
Lemak
merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan
gliserol dengan asam-asam lemak. Kebutuhan lemak 10-25% dari
kebutuhan energi total. Fungsi lemak :
v Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang
dipadatkan dengan memberikan 9 kal/gr.
v Ikut serta membangun jaringan tubuh.
v Perlindungan.
v Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas
dari tubuh.
v Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan
lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.
v Vitamin larut dalam lemak.
Asam arakhidonat (AA) dan asam
dokosaheksaenoat (DHA) adalah dua asam lemak penting, khususnya dalam masa
pertumbuhan otak bayi yang berlangsung sangat pesat selama 6 bulan kedua
kehidupan. Pada periode ini, AA dan DHA berperan besar dalam perkembangan mental
dan daya lihat bayi. Karena sebagian besar makanan sapihan mengandung sedikit
AA dan DHA, susu-lanjutan yang diperkaya dengan AA dan DHA akan menjadi sumber
penting dua asam lemak ini.
2.2.4. Vitamin
Vitamin
adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai
katalisator proses metabolisme tubuh.
Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu
vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang larut
dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).
Berikut ini rincian dari beberapa vitamin dan
penting:
A. Vitamin A
Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat
bayi. Juga berperan dalam proses kerja sel tulang. Anak-anak yang kekurangan
vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan pertumbuhan. Mereka juga
rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain: telur, keju, dan hati.
B. Vitamin B-kompleks
Semua vitamin B membantu produksi energi, dan
membantu terbentuknya sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salah satu
anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan energi. Vitamin B6 membantu
tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan dalam pembentukan sel darah
merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan,
anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan gangguan jantung. Makanan
seperti misalnya roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin
B-kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu
misalnya: B1 dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur,
dan susu.
C. Vitamin C
Anak-anak
dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka memerlukan
vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia lain
(salah satu anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin
C juga membantu penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa
menderita kelemahan tulang, anemia, dan gangguan kesehatan lainnya.
D. Vitamin D
Sinar
matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah anak,
kebutuhan vitamin ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar matahari.
Vitamin D sangat penting karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah
sebabnya mengapa vitamin D kadang ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut susu
yang telah “diperkaya”). Sayangnya, banyak produk susu olahan yang digemari
anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju dan
yogurt kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D. Makanan yang
diperkaya vitamin D lebih baik daripada suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi
diet rendah vitamin D bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan
tulang atau menjadikan tulang cacat.
2.2. 5. Mineral dan Air
Mineral
merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting
dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial
pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar
mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.
Tiga fungsi mineral :
v Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium,
fosfor.
v Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan
komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P
(intraseluler).
v Bahan dasar enzim dan protein.
Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat
dari mineral.
Air merupakan zat makanan paling mendasar
yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri dari atas 50%-70%
air. Pada orang dewasa asupan air berkisar antara 1200-1500cc per hari, namun
dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum
2.3 Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme
Tubuh
memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan
pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim,
pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada
semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic
(membangun) atau katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk bekerja,
manusia membutuhkan energy untuk terus menerus berhubungan dengan
lingkungannya.
1. Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energi yang
dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi
manusia. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga
disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah panas yang di butuhkan
untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000
kalori.
3
Bentuk pemberian kalori yaitu :
A. Karbohidrat: karbohidrat merupakan sumber energy yang
penting. Setiap gram karbohidrat menghasilkan kurang lebih 4 kalori. Asupan
karbohidrat di dalam diit sebaiknya berkisar 50%-60% dari kebutuhan kalori.
(Setiati, 2000).
B. Lemak: komponen lemak dapat diberikan dalam bentuk
nutrisi enteral maupun parenteral sebagai emulsi lemak. Pemberian lemak dapat
mencapai 20% -40% dari total kebutuhan. Satu gram lemak menghasilkan 9 kalori.
C. Protein (Asam Amino): kebutuhan protein adalah
0,8gr/kgbb/hari atau kurang lebih 10% dari total kebutuhan kalori.
2. Pengeluaran energy
Pengeluaran
energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support jaringan dan
fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa phospat
seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas
fisik.
3. Basal metabolisme rate (MBR)
Basal
Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu
untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, perbafasan,
peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa
proses. Mulai dari pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga
eliminasi.
A. Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan
di pecah secara mekanik dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara
fisik tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak
bereaksi dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan
bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang
(peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada
pembukaan atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan
masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh
asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga
mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat
tepung secara berturut-turut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan
makanan menetap di dalam perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam.
Makanan meninggalkan lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang
disebut kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu,
getah intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus dalam
usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.
B. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama
nutrien. Sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut
vili, untuk meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh
difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis.
C. Metabolisme
Nutrien
diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan melalui system
sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolisme, nutrien
diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar
metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan produksi
dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme
merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
D. Penyimpanan
Beberapa,
tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan dalam jaringan tubuh.
Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang disimpan
sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan
jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika
keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan,
maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan
harus disimpan terutama lemak.
2.4 Cara Pemberian Nutrisi
2.4.1. Nutrisi
Enteral
Nutrisi
enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube
ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat
secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin (At Tock, 2007). Menurut
Wiryana (2007), Nutrisi enteral adalah faktor resiko independent pnemoni
nosokomial yang berhubungan dengan ventilasi mekanik. Cara pemberian sedini
mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan kejadian pneumonia, sebab
bila nutrisi enteral yang diberikan secara dini akan membantu memelihara epitel
pencernaan, mencegah translokasi kuman, mencegah peningkatan distensi gaster,
kolonisasi kuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapat
mengurangi resiko regurgitasi aspirasi. Diare sering terjadi pada pasien di
Intensif Care Unit yang mendapat nutrisi enteral, penyebabnya multifaktorial,
termasuk therapy antibiotic, infeksi clostridium difficile, impaksi feses, dan
efek tidak spesifik akibat penyakit kritis. Komplikasi metabolik yang paling
sering berupa abnormalitas elektrolit dan hiperglikemi (Wiryana, 2007).
2.4.2 .Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk
pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui
saluran pencernaaan (Wiryana, 2007). Nutrisi parenteral diberikan apabila usus
tidak dipakai karena suatu hal, misalnya: malformasi kongenital intestinal,
enterokolitis nekrotikans, dan distress respirasi berat. Nutrisi parsial
parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai, tetapi tidak dapat mencukupi
kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan pertumbuhan ( Setiati, 2000).
Tunjangan nutrisi parenteral diindikasikan
bila asupan enteral tidak dapat dipenuhi dengan baik. Terdapat kecenderungan
untuk memberikan nutrisi enteral walaupun parsial dan tidak adekuat dengan
suplemen nutrisi parenteral. Pemberian nutrisi parenteral pada setiap pasien
dilakukan dengan tujuan untuk dapat beralih ke nutrisi enteral secepat mungkin.
Pada pasien IRIN, kebutuhan dalam sehari diberikan lewat infuse secara kontinyu
dalam 24 jam. Monitoring terhadap factor biokimia dan klinis harus dilakukan
secara ketat. Hal yang paling ditakutkan pada pemberian nutrisi parenteral
total (TPN) melalui vena sentral adalah infeksi (Ery Leksana, 2000).
Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral
dibagi atas :
1. Nutrisi parenteral sentral ( untuk nutrisi parenteral
total ) : Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan
nutrisi sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan
klien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang
mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung
asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti
intralipid
2. Nutrisi parenteral perifer ( untuk nutrisi Parenteral
Parsial ) : Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena.
Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui enteral.
Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino
Indikasi Nutrisi Parenteral :
A. Gangguan absorbs makanan seperti pada fistula
enterokunateus, atresia intestinal, colitis infeksiosa, obstruksi usus halus.
B. Kondisi dimana usus harus diistirahatkan seperti pada
pancreatitis berat, status pre operatif dengan malnutrisi berat, angina
intestinal, diare berulang.
C. Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang
berkepanjangan.
D. Makan, muntah terus menerus, gangguan hemodinamik, hiperemisis
gravidarum (Wiryana, 2007).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan
nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika
terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga
dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi
enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-ancaman
penyakit.
3.2 Saran
Kebutuhan
nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara
makan-makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk
setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap
hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang
menurun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi
Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
2. Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta: EGC
3. Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar &
Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Medika.
4. http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar