MAKALAH FARMAKODINAMIK
DISUSUN
OLEH :
Di
susun oleh :
Ari
agustian
Anggun
perdana
Eta
sukma bakti
Dosen pembimbng : Maya fadlilah S.kep
Ns. , M.kes
PROGRAM STUDY DIII. KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB.I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 3
1.4 Metode
Penulisan............................................................................ 3
BAB.II. PEMBAHASAN
2.1 Definisi farmakodinamik............................................................... 3
2.2 Respon Penderita Terhadap Suatu Obat....................................... 6
2.3 Tujuan Mempelajari Farmakodinamik dan Mekanismeobat.......... 7
2.3. macam – macam
reseptor.............................................................. 9
BAB.III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 11
Daftar
Pustaka.................................................................................................
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “MAKALAH FARMAKODINAMIK” Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat
menyadari bahwa masih banyaknya terdapat kekurangan dikarenakan keterbatasan
ilmu pengetahuan, pengalaman serta kehilafan yang penulis miliki. Maka dari
itu, dengan ikhlas penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik
dan membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah ini dimasa
yang akan datang.
Penyusunan makalah ini tidak akan
terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai
pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
yang tak terhingga.
Semoga Allah SWT membalas dan selalu melimpahkan rahmat
serta hidayahnya atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam
penyusunan makalah ini, akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu keperawatan serta bagi kita semua, Amin.
Palembang, juli 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perawat menjalankan aktivitasnya sehari-hari tidak terlepas dari farmakologi. Farmakologi membantu perawat untuk memberikan obat-obatan yang benar kepada klien sehingga tidak terjadi kesalahan. Perawat professional, perlu mempelajari tentang farmakologi khususnya farmakokinetik dan farmakodinamik untuk membantu kesembuhan klien. Perawat professional dimana perawat bukan pesuruh dokter, dapat mengkaji apakah sudah benar pemberian obat yang diberikan oleh dokter merupakan obat yang benar sesuai dosis dan lain-lain ataukah tidak.
Tulisan ini akan membahas tentang farmakokinetik dan farmakodinamik yang keduanya masih berhubungan erat dengan farmakologi.Sebelum kita membahas tentang farmakokinetik dan farmakodinamik, alangkah lebih baiknya mengetahui tentang farmakologi
Perawat menjalankan aktivitasnya sehari-hari tidak terlepas dari farmakologi. Farmakologi membantu perawat untuk memberikan obat-obatan yang benar kepada klien sehingga tidak terjadi kesalahan. Perawat professional, perlu mempelajari tentang farmakologi khususnya farmakokinetik dan farmakodinamik untuk membantu kesembuhan klien. Perawat professional dimana perawat bukan pesuruh dokter, dapat mengkaji apakah sudah benar pemberian obat yang diberikan oleh dokter merupakan obat yang benar sesuai dosis dan lain-lain ataukah tidak.
Tulisan ini akan membahas tentang farmakokinetik dan farmakodinamik yang keduanya masih berhubungan erat dengan farmakologi.Sebelum kita membahas tentang farmakokinetik dan farmakodinamik, alangkah lebih baiknya mengetahui tentang farmakologi
|
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang penulis buat yaitu:
A.
Mahasiswa tidak mengetahui pengertian
farmakodinamik?
B.
Mahasiswa tidak mengetahui Respon Penderita Terhadap Suatu
Obat ?
C.
Mahasiswa tidak mengetahui Tujuan Mempelajari Farmakodinamik
dan Mekanismeobat?
D. Mahasiswa tidak mengetahui macam – macam reseptor ?
D. Mahasiswa tidak mengetahui macam – macam reseptor ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
a.
Mahasiswa mengetahui pengertian farmakodinamik?
b.
Mahasiswa mengetahui
Respon Penderita Terhadap Suatu Obat ?
c. Mahasiswa mengetahui Tujuan
Mempelajari Farmakodinamik dan Mekanismeobat?
d. Mahasiswa mengetahui macam – macam reseptor ?
d. Mahasiswa mengetahui macam – macam reseptor ?
1.4 Metode Penulisan
Metode
penulisan yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan melakukan study pustaka yang
artinya penulis mengunjungi perpustakaan yang ada diSTIKES Muhammadiyah
Palembang dan mencari referensi di internet . Untuk mencari berbagai referensi
untuk melengkapi data dalam membuat makalah
ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.DEFINISI.
farmakodinamik
adalah ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat serta mekanisme
kerjanya.
Pengertian farmakodinamika dalam ilmu farmakologi sebenarnya memiliki hubungan yang cukup erat dengan farmakokinetik, jika farmakokinetik lebih fokus kepada perjalanan obat-obatan di dalam tubuh maka farmakodinamik lebih fokus membahas dan mempelajari seputar efek obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari segi fisiologi maupun biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh manusia.
Pengertian farmakodinamika dalam ilmu farmakologi sebenarnya memiliki hubungan yang cukup erat dengan farmakokinetik, jika farmakokinetik lebih fokus kepada perjalanan obat-obatan di dalam tubuh maka farmakodinamik lebih fokus membahas dan mempelajari seputar efek obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari segi fisiologi maupun biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh manusia.
Farmakologi merupakan suatu
studi tentang obat dan pengaruhnya terhadap manusia (lehne, 1988 dalam
Kuntarti).
Dalam farmakologi dikenal
dengan istilah farmakokinetik dan farmakodinamik. Farmakokinetik merupakan
bagian ilmu farmakologi yang cenderung mempelajari tentang nasib dan perjalanan
obat didalam tubuh dari obat itu diminum hingga mencapai tempat kerja obat itu.
Sedangkan farmakodinamik ini merupakan bagian ilmu farmakologi yang
mempelajari efek fisiologik dan biokimiawi obat terhadap berbagai jaringan
tubuh yang sakit maupun sehat serta mekanisme kerjanya.Pengertian lain dari
farmakokinetik menurut ilmu farmakologi sebenarnya dapat diartikan sebagai
proses yang dilalui obat di dalam tubuh atau tahapan perjalanan obat tersebut
di dalam tubuh. Proses farmakokinetik ini dalam ilmu farmakologi meliputi
beberapa tahapan mulai dari proses absorpsi atau penyerapan obat, distribusi
atau penyaluran obat ke seluruh tubuh, metabolisme obat hingga sampai kepada
tahap ekskresi obat itu sendiri atau proses pengeluaran zat obat tersebut dari
dalam tubuh.
Fase-fase tersebut diantaranya adalah:
Fase-fase tersebut diantaranya adalah:
1. Absorpsi
adalah pergerakan partikel-partikel obat dari saluran gastrointestinalke dalam
cairan tubuh melalui absorpsi pasif, absorpsi aktif, atau
pinositosis.Kebanyakan obat oral diabsorpsi di usus halus melalui kerja
permukaan vili mukosa yang luas. Jika sebagain dari vili ini berkurang, karena
pengangkatan sebagian dariusus halus, maka absorpsi juga berkurang. Obat-obat
yang mempunyai dasar protein,seperti insulin dan hormon pertumbuhan, dirusak di
dalam usus halus oleh enzim-enzim pencernaan. Absorpsi pasif umumnya terjadi
melalui difusi (pergerakan darikonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah).
Dengan proses difusi, obat tidak memerlukan energi untuk menembus membran. Absorpsi aktif membutuhkan karier (pembawa) untuk bergerak melawan perbedaan konsentrasi. Sebuah enzim atauprotein dapat membawa obat-obat menembus membran. Pinositosis berarti membawaobat menembus membran dengan proses menelan.Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, rasa nyeri, stres, kelaparan,makanan dan pH. Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat-obat vasokonstriktor, ataupenyakit yang merintangi absorpsi. Rasa nyeri, stres, dan makanan yang padat, pedas,dan berlemak dapat memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung. Latihan dapat mengurangi aliran darah denganmengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot, sehingga menurunkan sirkulasi kesaluran gastrointestinal. Obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat diabsorpsi lebih cepat diotot-otot yang memiliki lebih banyak pembuluh darah, seperti deltoid, daripada otot-otot yang memiliki lebih sedikit pembuluh darah, sehingga absorpsi lebih lambatpada jaringan yang demikian..
Dengan proses difusi, obat tidak memerlukan energi untuk menembus membran. Absorpsi aktif membutuhkan karier (pembawa) untuk bergerak melawan perbedaan konsentrasi. Sebuah enzim atauprotein dapat membawa obat-obat menembus membran. Pinositosis berarti membawaobat menembus membran dengan proses menelan.Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, rasa nyeri, stres, kelaparan,makanan dan pH. Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat-obat vasokonstriktor, ataupenyakit yang merintangi absorpsi. Rasa nyeri, stres, dan makanan yang padat, pedas,dan berlemak dapat memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung. Latihan dapat mengurangi aliran darah denganmengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot, sehingga menurunkan sirkulasi kesaluran gastrointestinal. Obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat diabsorpsi lebih cepat diotot-otot yang memiliki lebih banyak pembuluh darah, seperti deltoid, daripada otot-otot yang memiliki lebih sedikit pembuluh darah, sehingga absorpsi lebih lambatpada jaringan yang demikian..
2. Distribusi
adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tubuh danjaringan tubuh.
Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas (kekuatanpenggabungan)
terhadap jaringan,dan efek pengikatan dengan protein. Ketika obat didistribusi
di dalam plasma, kebanyakan berikatan denganprotein (terutama albumin) dalam
derajat (persentase) yang berbeda-beda. Obat-Obatyang lebih besar dari 80%
berikatan dengan protein dikenal sebagai obat-obat yangberikatan dengan tinggi
protein. Salah satu contoh obat yang berikatan tinggi denganprotein adalah
diazepam (Valium): yaitu 98% berikatan dengan protein. Aspirin 49% berikatan
dengan protein clan termasuk obat yang berikatan sedang dengan protein.Abses,
eksudat, kelenjar dan tumor juga mengganggu distribusi obat.Antibiotika tidak
dapat didistribusi dengan baik pada tempat abses dan eksudat.Selain itu,
beberapa obat dapat menumpuk dalam jaringan tertentu, seperti lemak,tulang,
hati, mata, dan otot.
3. BiotransformasiFase
ini dikenal juga dengan metabolisme obat, diman terjadi proses perubahan
struktur kimia obat yang dapat terjadi didalam tubuh dan dikatalisis olen
enzim.
4. Ekskresi
atau eliminasi Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute
lain meliputi empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu.
Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-obat yang
tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal.Obat-obat yang berikatan dengan protein
tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obatdilepaskan ikatannya dengan
protein, maka obat menjadi bebas dan akhirnya akandiekskresikan melalui urin.pH
urin mempengaruhi ekskresi obat. pH urin bervariasi dari 4,5 sampai 8.Urin yang
asam meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah. Aspirin,suatu
asam lemah, dieksresi dengan cepat dalam urin yang basa. Jika seseorangmeminum
aspirin dalam dosis berlebih, natrium bikarbonat dapat diberikan untuk mengubah
pH urin menjadi basa. Juice cranberry dalam jumlah yang banyak dapatmenurunkan
pH urin, sehingga terbentuk urin yang asam.Setiap orang mempunyai gambaran
farmakokinetik obat yang berbeda-beda. Dosis yang sama dari suatu obat bila
diberikan pada suatu kelompok orang, dapat menunjukkan gambaran kada dalam
darah yang berbeda-beda dengan intensitas respon yang berbda-beda pula.
Kemudian setelah farmakodinamik, ada satu bahasan lagi dalam ilmu farmakologi,
yaitu farmakodinamik.Farmakodinamik ialah subdisiplin farmakologi yang
mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya.
2.2. Respon Penderita Terhadap
Suatu Obat
Didalam respon seorang penderita terhadap suatu obat dapat dipengaruhi oleh 2 faktor penting yaitu Farmakodinamik dan Farmakokinetik, farmakodinamik ini merupakan bagian ilmu farmakologi yang mempelajari efek fisiologik dan biokimiawi obat terhadap berbagai jaringan tubuh yang sakit maupun sehat serta mekanisme kerjanya.
Sedangan farmakokinetik merupakan bagian ilmu farmakologi yang cenderung mempelajari tentang nasib dan perjalanan obat didalam tubuh dari obat itu diminum hingga mencapai tempat kerja obat itu.
Dalam Farmakokinetik perjalanan obat dari dia diminum sampai mencapai tempat kerja obat tersebut melewati beberapa fase, diantaranya :
Fase Absorpsi, Dimana fase ini merupakan fase penyerapan obat pada tempat masuknya obat selain itu faktor absorpsi ini akan mempengaruhi jumlah obat yang harus diminum dan kecepatan perjalanan obat didalam tubuh
Fase Distibusi merupakan fase penyebaran atau distribusi obat didalam jaringan tubuh. Faktor distribusi ini dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk obat yang digunakan, komposisi jaringan tubuh, distribusi obat dalam cairan atau jaringan tubuh, ikatan dengan protein plasma dan jaringan.
Fase Biotransformasi, fase ini dikenal juga dengan metabolisme obat, diman terjadi proses perubahan struktur kimia obat yang dapat terjadi didalam tubuh dan dikatalisis olen enzim.
Fase Ekskresi, merupakan proses pengeluaran metabolit yang merupakan hasil dari biotransformasi melalui berbagai organ ekskresi. Kecepatan ekskresi ini akan mempengaruhi kecepatan eliminasi atau pengulangan efek obat dalam tubuh.
Berikut adalah serba serbi tentang Farmakodinamik. Definisi farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya.
Didalam respon seorang penderita terhadap suatu obat dapat dipengaruhi oleh 2 faktor penting yaitu Farmakodinamik dan Farmakokinetik, farmakodinamik ini merupakan bagian ilmu farmakologi yang mempelajari efek fisiologik dan biokimiawi obat terhadap berbagai jaringan tubuh yang sakit maupun sehat serta mekanisme kerjanya.
Sedangan farmakokinetik merupakan bagian ilmu farmakologi yang cenderung mempelajari tentang nasib dan perjalanan obat didalam tubuh dari obat itu diminum hingga mencapai tempat kerja obat itu.
Dalam Farmakokinetik perjalanan obat dari dia diminum sampai mencapai tempat kerja obat tersebut melewati beberapa fase, diantaranya :
Fase Absorpsi, Dimana fase ini merupakan fase penyerapan obat pada tempat masuknya obat selain itu faktor absorpsi ini akan mempengaruhi jumlah obat yang harus diminum dan kecepatan perjalanan obat didalam tubuh
Fase Distibusi merupakan fase penyebaran atau distribusi obat didalam jaringan tubuh. Faktor distribusi ini dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk obat yang digunakan, komposisi jaringan tubuh, distribusi obat dalam cairan atau jaringan tubuh, ikatan dengan protein plasma dan jaringan.
Fase Biotransformasi, fase ini dikenal juga dengan metabolisme obat, diman terjadi proses perubahan struktur kimia obat yang dapat terjadi didalam tubuh dan dikatalisis olen enzim.
Fase Ekskresi, merupakan proses pengeluaran metabolit yang merupakan hasil dari biotransformasi melalui berbagai organ ekskresi. Kecepatan ekskresi ini akan mempengaruhi kecepatan eliminasi atau pengulangan efek obat dalam tubuh.
Berikut adalah serba serbi tentang Farmakodinamik. Definisi farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya.
2.3
. Tujuan Mempelajari Farmakodinamik dan Mekanisme Obat
Selanjutnya akan kita bicarakan lebih mendalam tentang farmakodinamik obat.
Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat adalah:
1. Meneliti efek utama obat
2. Mengetahui interaksi obat dengan sel
3. Mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respon yang terjadi
Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimia dan fisiologi yang merupakan respons yang khas untuk obat tersebut.
A. Reseptor Obat
Reseptor adalah makromolekul ((biopolimer)khas atau bagiannya dalam organisme yakni tempat aktif obat terikat.
Komponen yang paling penting dalam reseptor obat adalah protein. struktur kimia suatu obat berhubungan erat dengan affinitasnya terhadap reseptor dan aktivitas intrinsiknya, sehingga perubahan kecil dalam molekul obat dapat menimbulkan perubahan yang besar.
B. Interaksi Obat - Reseptor
persyaratan untuk obat - reseptor adalah pembentukan kompleks obat reseptor. apakah kompleks ini terbentuk dan seberapa besar terbentuknya tergantung pada affinitas obat terhadap reseptor. kemampuan obat untuk menimbulkan suatu rangsang dan membentuk kompleks dengan reseptor disebut aktivitas intrinsik. Agonis adalah obat yang memilki baik afinitas dan aktivitas intrinsik. Pada teori reseptor obat sering dikemukakan bahwa efek obat hanya dapat terjadi bila terjadi interaksi molekul obat dengan reseptornya. Lebih mudahnya dirumuskan seperti ini.
Obat (O) + Reseptor (R) --> Kompleks obat reseptor (OR) ---> Efek
C. Efek Terapeutik
Tidak semua obat bersifat betul-betul menyembuhkan penyakit, beberapa obat memang dibuat hanya untuk meniadakan atau meringankan gejala suatu penyakit. Berikut ini adalah tiga jenis terapi obat:
Terapi Kausal, obat yang berfungsi untuk memusnahkan penyebab penyakit, obat inilah yang digunakan untuk menyembuhkan penderita dari penyakit. contoh obat dengan terapi kausal adalah antibiotik, anti malaria dan lain-lain.
Terapi simptomatis, obat ini berguna untuk meringankan gejala dari suatu penyakit. contoh obat jenis ini adalah analgesik, antipiritik, anti emetik dan sebagainya.
Terapi subtitusi, obat yang digunakan untuk mengantikan zat yang lazim diproduksi oleh tubuh. misal insulin pada penderita diabetes, hormon estrogen pada pasien hipo fungsi ovarium dan obat-obat hormon lainnya.
Selanjutnya akan kita bicarakan lebih mendalam tentang farmakodinamik obat.
Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat adalah:
1. Meneliti efek utama obat
2. Mengetahui interaksi obat dengan sel
3. Mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respon yang terjadi
Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimia dan fisiologi yang merupakan respons yang khas untuk obat tersebut.
A. Reseptor Obat
Reseptor adalah makromolekul ((biopolimer)khas atau bagiannya dalam organisme yakni tempat aktif obat terikat.
Komponen yang paling penting dalam reseptor obat adalah protein. struktur kimia suatu obat berhubungan erat dengan affinitasnya terhadap reseptor dan aktivitas intrinsiknya, sehingga perubahan kecil dalam molekul obat dapat menimbulkan perubahan yang besar.
B. Interaksi Obat - Reseptor
persyaratan untuk obat - reseptor adalah pembentukan kompleks obat reseptor. apakah kompleks ini terbentuk dan seberapa besar terbentuknya tergantung pada affinitas obat terhadap reseptor. kemampuan obat untuk menimbulkan suatu rangsang dan membentuk kompleks dengan reseptor disebut aktivitas intrinsik. Agonis adalah obat yang memilki baik afinitas dan aktivitas intrinsik. Pada teori reseptor obat sering dikemukakan bahwa efek obat hanya dapat terjadi bila terjadi interaksi molekul obat dengan reseptornya. Lebih mudahnya dirumuskan seperti ini.
Obat (O) + Reseptor (R) --> Kompleks obat reseptor (OR) ---> Efek
C. Efek Terapeutik
Tidak semua obat bersifat betul-betul menyembuhkan penyakit, beberapa obat memang dibuat hanya untuk meniadakan atau meringankan gejala suatu penyakit. Berikut ini adalah tiga jenis terapi obat:
Terapi Kausal, obat yang berfungsi untuk memusnahkan penyebab penyakit, obat inilah yang digunakan untuk menyembuhkan penderita dari penyakit. contoh obat dengan terapi kausal adalah antibiotik, anti malaria dan lain-lain.
Terapi simptomatis, obat ini berguna untuk meringankan gejala dari suatu penyakit. contoh obat jenis ini adalah analgesik, antipiritik, anti emetik dan sebagainya.
Terapi subtitusi, obat yang digunakan untuk mengantikan zat yang lazim diproduksi oleh tubuh. misal insulin pada penderita diabetes, hormon estrogen pada pasien hipo fungsi ovarium dan obat-obat hormon lainnya.
2.4. Macam – Macam Reseptor
1. Reseptor Kanal Ion
Reseptor ini desebut juga sebagai reseptor ionotropik. Reseptor kanal ion merupakan suatu reseptor membrane yang langsung terhubung dengan suatu kanal ion dan memperantarai aksi sinaptik yang cepat. Contohnya adalah reseptor asetilkolin nikotinik, reseptor GABAa, dan reseptor glutamate.
2. Reseptor Terikat Protein G
Reseptor terikat protein G atau GPCR (G-Protein Coupled Receptor) atau 7TM Receptor (7 Trans Membrane Receptor) ini merupakan golongan reseptor yang memiliki jumlah anggota yang paling banyak. Sesuai dengan namanya, rangkaian peptida penyusun reseptor ini melintasi membrane sebanyak tujuh kali dan terikat dengan sistem efektor yang disebut protein G. reseptor ini memperantarai beberapai aksi neurotransmitter dan hormon secara lambat. Contoh reseptor ini misalnya reseptor asetil kolin muskarinik, reseptor adrenergic, reseptor histamine, reseptor dopaminergik, dan reseptor serotonin.
3. Reseptor Tyrosine Kinase
Reseptor ini merupakan reseptor single trans membrane (hanya melintasi membrane satu kali) yang memiliki aktibitas kinase dalam transduksi sinyalnya. Cobtoh dari reseptor ini adalah reseptor sitokinin, reseptor growth factor, dan reseptor insulin.
Ketiga reseptor di atas terletak di membrane sel dan melintasi membrane.
4. Reseptor Intra Seluler
Reseptor intra seluler merupakan satu - satunya kelompok reseptor yang tidak terletak di membrane sel tetapi terletak di dalam sitoplasmik atau nukleus.
1. Reseptor Kanal Ion
Reseptor ini desebut juga sebagai reseptor ionotropik. Reseptor kanal ion merupakan suatu reseptor membrane yang langsung terhubung dengan suatu kanal ion dan memperantarai aksi sinaptik yang cepat. Contohnya adalah reseptor asetilkolin nikotinik, reseptor GABAa, dan reseptor glutamate.
2. Reseptor Terikat Protein G
Reseptor terikat protein G atau GPCR (G-Protein Coupled Receptor) atau 7TM Receptor (7 Trans Membrane Receptor) ini merupakan golongan reseptor yang memiliki jumlah anggota yang paling banyak. Sesuai dengan namanya, rangkaian peptida penyusun reseptor ini melintasi membrane sebanyak tujuh kali dan terikat dengan sistem efektor yang disebut protein G. reseptor ini memperantarai beberapai aksi neurotransmitter dan hormon secara lambat. Contoh reseptor ini misalnya reseptor asetil kolin muskarinik, reseptor adrenergic, reseptor histamine, reseptor dopaminergik, dan reseptor serotonin.
3. Reseptor Tyrosine Kinase
Reseptor ini merupakan reseptor single trans membrane (hanya melintasi membrane satu kali) yang memiliki aktibitas kinase dalam transduksi sinyalnya. Cobtoh dari reseptor ini adalah reseptor sitokinin, reseptor growth factor, dan reseptor insulin.
Ketiga reseptor di atas terletak di membrane sel dan melintasi membrane.
4. Reseptor Intra Seluler
Reseptor intra seluler merupakan satu - satunya kelompok reseptor yang tidak terletak di membrane sel tetapi terletak di dalam sitoplasmik atau nukleus.
BAB
III
PENUTUP
3.1
. Kesimpulan
A.
Pengertian farmakodinamika dalam ilmu farmakologi sebenarnya memiliki hubungan
yang cukup erat dengan farmakokinetik
B.
Farmakologi merupakan suatu studi tentang obat dan pengaruhnya terhadap manusia
(lehne, 1988 dalam Kuntarti). Dalam farmakologi dikenal dengan istilah farmakokinetik
dan farmakodinamik
C.
Farmakokinetik merupakan bagian ilmu farmakologi yang cenderung mempelajari
tentang nasib dan perjalanan obat didalam tubuh dari obat itu diminum hingga
mencapai tempat kerja obat itu
D.
farmakodinamik ini merupakan bagian ilmu farmakologi yang mempelajari efek
fisiologik dan biokimiawi obat terhadap berbagai jaringan tubuh yang sakit
maupun sehat serta mekanisme
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar